Cara dan Kebiasaan untuk Menghentikan Penyebaran Virus CoVid-19

Penyebaran CoVid-19 yang sangat cepat, memaksa berbagai elemen masyarakat untuk tanggap dan bertindak bijaksana agar virus tidak semakin menyebar. Namun demikian masih banyak di antara kita yang masih belum mengetahui penyebaran dan tindakan yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus CoVid-19 ini.

CoVid-19 adalah sebutan untuk virus Corona yang pertama kali dilaporkan dari Wuhan, China, di akhir tahun 2019 serta mengakibatkan gejala seperti batuk hingga pneumonia dan kematian. Namun demikian, beberapa orang yang positif terkena virus ini dilaporkan tidak memiliki gejala atau asimptomatik.

Dari sebuah laman (www.cougarboard.com) disebutkan bahwa para pegawai raksasa teknologi China, Huawei, mendapatkan kesempatan menanyakan beberapa hal kepada Professor Zhang Wenhong, Kepala Tim Medis Coronavirus Shanghai terkait CoVid-19. Beberapa poin utama yang bisa diambil adalah sebagai berikut:

Covid-19 tidak akan hilang akibat peningkatan temperatur, namun demikian new coronavirus dapat dinon-aktifkan pada temperatur 50oC. Disebutkan pula kecuali pada daerah equatorial atau garis khatulistiwa, virus corona ini kemungkinan tidak bisa dimusnahkan pada sebagian besar kondisi lingkungan.

Kita tidak bisa mengharapkan vaksin dapat segera diperoleh di masyarakat dalam waktu dekat. Saat ini penelitian dan pengembangan vaksin terpesat dilakukan antara China dan Amerika Serikat. Di antara keduanya, China dan Prancis sedang bekerja sama dalam penelitian vaksin, termasuk percobaan pada monyet (primata). Setidaknya dibutuhkan paling tidak satu setengah tahun hingga vaksin dapat dipasarkan.

Diperkirakan pandemi global ini akan berakhir sekitar 1 hingga 2 tahun. Region yang secara umum berada dalam kendali adalah Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Jepang, Singapura, dan sebagainya.

Saat ini Profesor Zhang mengkhawatirkan negara-negara seperti India, Amerika Selatan, dan Afrika. Umumnya dikarenakan kondisi medis yang cukup rendah, diet dan suplai nutrisi yang buruk.

Demam dan batuk bukan indikasi CoVid-19 yang serius. Pada daerah dengan kondisi sistem medis yang buruk, jika mengalami gejala di atas, sangat disarankan untuk melakukan isolasi di dalam rumah dan melakukan penyembuhan pribadi alih-alih menuju rumah sakit yang telah penuh dan justru berisiko terkena kontaminasi silang. Namun jika memiliki tanda-tanda seperti kesusahan saat naik tangga setidaknya 3 lantai atau saat berjalan pada permukaan datar sekitar 200 m karena kesulitan bernapas dan sesak napas. Sebaiknya segera menuju atau menghubungi layanan kesehatan terdekat.

Secara umum, kebanyakan orang yang dapat sembuh dari penyakit ini karena mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik. Professor Zhang menyarankan untuk mengonsumsi protein yang cukup seperti dua butir telur, dua gelas susu, dan satu makanan dengan ikan serta satu makanan dengan daging sapi.

Selama pandemi, jangan bekerja secara berlebihan karena kelelahan dapat memicu penurunan imunitas. Jaga kesehatan tubuh dan pastikan tidak kekurangan nutrisi. Pertahankan berat badan ideal, jangan terlalu kurus ataupun terlalu gemuk karena dapat memicu masalah kesehatan yang serius. Anda dapat melakukan olahraga ringan seperti jogging atau berjalan-jalan untuk menjaga fleksibilitas tubuh. Pastikan pula istirahat atau tidur dengan cukup, terutama jangan begadang karena dapat mengganggu kerja metabolisme dalam tubuh.

Secara umum, penyebaran utama dari virus ini adalah permukaan benda yang telah terkontaminasi new coronavirus. Virus yang menyebar melalui droplets (cairan dari pernapasan) dan dapat ditularkan melalui batuk dan bersin ini diketahui masih dapat hidup selama beberapa jam hingga beberapa hari pada permukaan benda-benda seperti elevator, meja, ponsel, plastik dan sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan kewaspadaan terhadap penyebarannya perlu ditingkatkan.

Oleh karena itu, berikut ini Wolacom bagikan beberapa kebiasaan atau cara-cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan penyebaran CoVid-19: