Wiski
Terbuat dari fermentasi biji-bijian seperti gandum hitam, gandum, dan jagung, dalam tong berbahan kayu, wiski umumnya memiliki kadar alkohol mencapai 40 hingga 50 persen. Dalam proses pembuatannya, wiski dibuat dengan cara dihaluskan, dicampur air, dan dipanaskan. Umumnya wiski berwarna bening hingga cokelat. Uniknya dengan konsumsi yang wajar, wiski dapat meningkatkan kadar vitamin B6 hingga 30 persen.
Jägermeister
Alkohol herbal ini unik karena terbuat dari 56 sari tumbuh-tumbuhan, termasuk buah-buahan, akar, rempah-rempah, dan herbal. Beberapa di antaranya adalah kulit jeruk, licorice, anise, biji bunga poppy, saffron, jahe, juniper berries, dan ginseng. Tak heran minuman dengan kadar alkohol hingga 35 persen ini memiliki rasa seperti herbal.
Champagne
Anggur bersoda asal Perancis ini sangat umum digunakan untuk perayaan, seperti tahun baru, pernikahan, kelulusan, hingga kemenangan seperti di MotoGP. Meminum champagne dengan kadar yang wajar diketahui dapat mempercepat peredaran darah dalam tubuh.
Tuak
Berbahan dasar nira yang difermentasi, tuak adalah minuman alkohol asal Indonesia yang cukup familiar di telinga. Di beberapa tempat, tuak dihasilkan dari bahan beras fermentasi, bahkan buah-buahan yang mengandung gula. Kadar alkohol sangat beragam, karena tergantung bahan dan tempat pembuatannya.
Ciu
Berbeda dengan tuak, ciu dibuat dari bahan dasar singkong yang difermentasi. Singkong yang difermentasi menjadi tapai. Sementara cairan hasil proses fermentasi ini yang disebut ciu.